Stres Akibat Kemiskinan: Dampak Negatif bagi Kesehatan Mental dan Fisik
Stres akibat kemiskinan seringkali dianggap sepele, padahal dampak negatifnya dapat sangat besar bagi kesehatan mental dan fisik seseorang. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk miskin di Indonesia masih cukup tinggi, mencapai sekitar 25,95 juta orang pada Maret 2021. Hal ini tentu menjadi salah satu faktor penyebab tingginya tingkat stres yang dialami oleh masyarakat yang berada dalam kondisi kemiskinan.
Kondisi kemiskinan dapat menimbulkan berbagai tekanan dan ketegangan yang berujung pada stres. Dr. Nova Riyanti Yusuf, seorang psikolog klinis dari Universitas Indonesia, menyatakan bahwa stres akibat kemiskinan dapat berdampak buruk bagi kesehatan mental seseorang. “Stres yang terus menerus dapat menyebabkan gangguan kecemasan, depresi, serta masalah psikologis lainnya,” ujar Dr. Nova.
Selain itu, stres akibat kemiskinan juga dapat berdampak negatif bagi kesehatan fisik seseorang. Dr. Tjandra Yoga Aditama, seorang pakar kesehatan masyarakat, menjelaskan bahwa kondisi stres yang kronis dapat meningkatkan risiko terkena berbagai penyakit fisik seperti hipertensi, diabetes, dan penyakit jantung. “Stres dapat memicu pelepasan hormon kortisol yang berlebihan dalam tubuh, yang pada akhirnya dapat merusak sistem kekebalan tubuh dan menyebabkan berbagai penyakit,” kata Dr. Tjandra.
Untuk mengatasi stres akibat kemiskinan, diperlukan dukungan dari berbagai pihak, baik pemerintah, masyarakat, maupun individu itu sendiri. Pemerintah perlu meningkatkan program-program pengentasan kemiskinan yang dapat membantu masyarakat untuk keluar dari kondisi tersebut. Sementara itu, masyarakat juga perlu memberikan dukungan dan empati kepada sesama yang mengalami stres akibat kemiskinan.
Dengan memahami pentingnya mengatasi stres akibat kemiskinan, diharapkan masyarakat dapat lebih peduli terhadap kondisi sesama yang berada dalam kemiskinan. Kesehatan mental dan fisik seseorang sangatlah berharga, dan tidak boleh diabaikan hanya karena kondisi kemiskinan yang dialaminya. Semua orang berhak untuk hidup dengan sejahtera, tanpa harus terbebani oleh stres akibat kemiskinan.