Mengapa Angka Kematian Ibu Tinggi di Indonesia?


Mengapa Angka Kematian Ibu Tinggi di Indonesia?

Mengapa angka kematian ibu masih tinggi di Indonesia? Hal ini menjadi pertanyaan yang seringkali muncul di benak kita. Menurut data Kementerian Kesehatan Indonesia, angka kematian ibu di Indonesia masih cukup tinggi, yaitu sekitar 305 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini jauh di atas target Millenium Development Goals (MDGs) yang seharusnya hanya 102 per 100.000 kelahiran hidup.

Salah satu faktor utama yang menyebabkan angka kematian ibu tinggi di Indonesia adalah akses terhadap layanan kesehatan yang masih terbatas, terutama di daerah-daerah pedesaan. Menurut dr. Prijono Satyabakti, Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia, “Banyak ibu hamil di daerah terpencil yang tidak mendapatkan layanan kesehatan yang memadai. Hal ini menyebabkan banyak kasus kematian ibu yang seharusnya bisa dicegah.”

Selain itu, kurangnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi juga menjadi faktor yang turut menyumbang tingginya angka kematian ibu di Indonesia. Menurut Prof. Dr. Ali Ghufron Mukti, pakar kesehatan reproduksi dari Universitas Indonesia, “Banyak ibu hamil yang tidak mengetahui pentingnya melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin dan mengonsumsi nutrisi yang cukup untuk ibu dan janin.”

Untuk mengatasi masalah angka kematian ibu yang tinggi di Indonesia, diperlukan kerjasama antara pemerintah, lembaga kesehatan, dan masyarakat. dr. Prijono Satyabakti menambahkan, “Pemerintah perlu meningkatkan akses terhadap layanan kesehatan di daerah-daerah terpencil dan memberikan edukasi tentang kesehatan reproduksi kepada masyarakat.”

Dengan kerjasama yang baik antara semua pihak, diharapkan angka kematian ibu di Indonesia dapat terus menurun dan mencapai target yang telah ditetapkan. Kesehatan ibu merupakan hal yang sangat penting untuk menciptakan generasi yang sehat dan berkualitas di masa depan. Semoga dengan perhatian dan tindakan yang tepat, angka kematian ibu di Indonesia dapat terus berkurang dan akhirnya bisa dieliminasi sepenuhnya.