Masalah irigasi terbatas di Indonesia merupakan salah satu permasalahan yang seringkali dihadapi oleh petani di negeri ini. Irigasi yang tidak memadai dapat menyebabkan rendahnya produktivitas pertanian dan menjadi hambatan bagi pencapaian ketahanan pangan.
Menurut data Kementerian Pertanian, sekitar 40 persen area pertanian di Indonesia masih mengalami masalah irigasi terbatas. Hal ini tentu menjadi perhatian serius bagi pemerintah dan para pemangku kepentingan di sektor pertanian.
Salah satu cara untuk mengatasi masalah irigasi terbatas adalah dengan melakukan rehabilitasi dan modernisasi sistem irigasi yang sudah ada. Hal ini juga diungkapkan oleh Prof. Ir. Siti Marfu’ah, M.Si., Ph.D., seorang pakar irigasi dari Institut Pertanian Bogor (IPB). Beliau menekankan pentingnya peran teknologi dalam meningkatkan efisiensi penggunaan air irigasi.
“Rehabilitasi sistem irigasi yang sudah ada dan penerapan teknologi irigasi modern seperti irigasi tetes atau sprinkler dapat membantu petani untuk mengatasi masalah irigasi terbatas. Dengan demikian, produktivitas pertanian bisa meningkat dan petani pun akan lebih sejahtera,” ujar Prof. Siti Marfu’ah.
Selain itu, kerjasama antara pemerintah, swasta, dan masyarakat juga diperlukan dalam mengatasi masalah irigasi terbatas. Menurut Dr. Ir. Hidayat Pawitan, M.Sc., seorang ahli pertanian dari Universitas Gadjah Mada (UGM), kolaborasi yang baik antara berbagai pihak dapat mempercepat penyelesaian masalah irigasi di Indonesia.
“Pemerintah perlu bekerja sama dengan swasta dan masyarakat dalam mengembangkan sistem irigasi yang lebih baik. Dengan adanya kerjasama yang solid, maka masalah irigasi terbatas dapat diatasi secara efektif,” ungkap Dr. Hidayat Pawitan.
Dengan langkah-langkah yang tepat dan kerjasama yang baik antara semua pihak, diharapkan masalah irigasi terbatas di Indonesia dapat teratasi dengan baik. Sehingga, pertanian di Indonesia dapat berkembang pesat dan memberikan kontribusi yang lebih besar bagi kesejahteraan masyarakat.