Kemiskinan dan ketimpangan ekonomi merupakan dua masalah yang terus menghantui Indonesia, terutama dalam era globalisasi yang semakin berkembang pesat. Globalisasi telah membawa dampak yang kompleks terhadap kondisi ekonomi Indonesia, yang pada akhirnya memperburuk kesenjangan antara yang kaya dan yang miskin.
Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat kemiskinan di Indonesia masih cukup tinggi, dengan sekitar 9,22% penduduk hidup di bawah garis kemiskinan. Sementara itu, ketimpangan ekonomi juga semakin membesar, di mana 1% teratas penduduk memiliki kekayaan yang jauh lebih besar dibandingkan dengan 40% terbawah.
Dalam konteks globalisasi, ekonomi Indonesia terpengaruh oleh berbagai faktor eksternal, seperti fluktuasi harga komoditas dunia, arus modal asing, dan perubahan regulasi perdagangan internasional. Hal ini membuat Indonesia rentan terhadap gejolak ekonomi global, yang pada akhirnya dapat memperburuk kemiskinan dan ketimpangan ekonomi di dalam negeri.
Menurut Dr. Sjamsu Rahardja, seorang ekonom senior, “Globalisasi membawa manfaat dan tantangan tersendiri bagi Indonesia. Di satu sisi, kita bisa memanfaatkan pasar global untuk meningkatkan ekspor dan investasi. Namun, di sisi lain, kita juga harus siap menghadapi persaingan yang ketat dan risiko ekonomi yang tidak terduga.”
Untuk mengatasi dampak negatif globalisasi terhadap kemiskinan dan ketimpangan ekonomi, pemerintah perlu melakukan langkah-langkah strategis, seperti meningkatkan investasi dalam pembangunan infrastruktur, meningkatkan kualitas pendidikan dan pelatihan tenaga kerja, serta mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat.
Menurut Prof. Rizal Ramli, seorang ekonom dan mantan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, “Pemerintah harus fokus pada redistribusi kekayaan dan memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi tidak hanya dinikmati oleh segelintir orang. Kita perlu memastikan bahwa setiap rakyat Indonesia memiliki akses yang sama terhadap peluang ekonomi yang ada.”
Dalam menghadapi tantangan kemiskinan dan ketimpangan ekonomi akibat globalisasi, penting bagi pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta untuk bekerja sama secara sinergis guna menciptakan kebijakan dan program yang berkelanjutan. Hanya dengan kerja sama yang solid, Indonesia dapat mengatasi dampak negatif globalisasi dan mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.